//Tempat Banner/Iklan

Kamis, 01 Desember 2016

TUGAS PERILAKU KONSUMEN




Contoh Lembar Memo dalam suatu perusahaan

Dalam suatu perusahaan Memo sering digunakan oleh seorang atasan untuk memberi perintah atau undangan kepada bawahannya. Ada beberapa bentuk model dalam pembuatan memeo. Berikut model lembar  Memo Model Profesional.

Contoh Lembar Memo Model Profesional


To : Ibu MC Maryati
From : Ibu Anna Partina
CC : Seluruh Tim Marketing
Date : 18 Januari 2016
Re : Undangan

Mengharapkan kehadiransemua tim marketing untuk membicarakan persiapan akhir launcing produk baru.
Tanggal : 21 Januari 2016
Tempat : Ruang marketing
Pukul : 08.00-10.00
Mengingat pentingnya acara harap datang tepat waktu.
Terimakasih atas perhatiannya,

Ttd

Anna partina




Senin, 28 November 2016

Tugas Riset Operasi



MENGHITUNG BIAYA PENDISTRIBUSIAN USAHA KERAJINAN TANGAN DENGAN METODE TRANSPORTASI
(Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Di Desa Karangmiri)



Disusun:

Asih Nurjanah (2014110038)
Irma Pangestika (2014110037)
Agung Yudianto (2014110004)




FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVRSITAS SAINS AL-QURAN WONOSOBO
DI JAWA TENGAH
2016


 BAB I

PENDAHULUAN


1    A. Latar Belakang

Metode transportasi merupakan salah satu teknik penentuan biaya optimal yang digunakan dalam pemrograman linear. Disamping itu, metode transportasi juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah – masalah di dunia usaha lainya, seperti masalah yang meliputi pengiklanan, pembelanjaan modal dan alokasi dana investasi, analisis lokasi, keseimbangan nilai perakitan dan perencanaan serta perencanaan produksi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis memilih meneliti usaha rumahan pengrajin bambu yang dirintis oleh Ibu Suminah, seorang ibu rumah tangga yang bertempat tinggal RT.01 RW.10 Desa Karangmiri Kabupaten Banjarnegara. Usaha yang dirintisnya ini lambat laun membuahkan keuntunga. Seperti usaha pada umumnya Ibu Suminah juga mengalami masalah dalam pengelolaan biaya. Agar Ibu Suminah memperoleh keuntungan yang lebih maksimal, peneliti menganjurkan untuk menekan biaya pendistribusian produksinya. Dengan beberapa alat transportasi yang dimiliki Ibu Suminah dapat menunjukkan perbedaan alokasi biaya antara jenis kendaraan satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian pada usaha dagang Ibu Suminah. Peneliti ingin mengetahui biaya pendistribusian paling minimal ke tempat-tempat tujuan pendistribusian. Dengan menekan biaya transportasi, tentunya dapat menjadi bahan pertimbangan Ibu Suminah dalam menjalankan usaha kerajinan tangan tersebut agar dapat memperoleh keuntungan yang lebih maksimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian yaitu “Bagaimana penerapan metode transportasi dalam mengetahui biaya pendistribusian kerarajinan bambu paling minimal ke tempat-tempat tujuan pendistribusian?”


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Riset Operasi
Pada masa Perang Dunia II, angkatan perang Ingrris membentuk suatu team yang terdiri dari atas para ilmuwan untuk mempelajari persoalan-persoalan srategi dan taktik sehubungan dengan serangan-serangan yang dilancarkan musuh terhadap negaranya. Tujuan mereka adalah untuk menentukan penggunaan sumber-sumber kemiliteran terbatas, seperti radar dan bomber, dengan cara yang paling efektif. Karena team tersebut melakukan research (penelitian) terhadap operasi-operasi militer, maka munculah nama “(Military) Operation Research” (Penelitian Operasional untuk masalah-masalah kemiliteran), yang semenjak kelahirannya telah ditandai dengan digunakannya pengetahuan ilmiah dalam usaha menentukan penggunaan sumber-sumber yang terbatas (Dimyati dan Dimyati, 2004:1).
Secara harfiah kata operations dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang diterapkan pada beberapa masalah atau hipotesa. Sementara kata research adalah suatu proses yang terorganisasi dalam mencari kebenaran akan masalah atau hipotesa tadi (Mulyono,2004:2).
Dalam riset operasional, masalah optimasi dalam pengambilan keputusan diperoleh dengan menerapkan teknik matematika dan statistika. Model matematika yang digunakan dalam metode riset operasional bersifat menyederhanakan  masalah dan membatasi faktor-faktor yang mungkin berpengaruh terhadap suatu masalah.
Jika riset operasi akan digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan maka harus dilakukan lima langkah sebagai berikut :
1.Memformulasikan persoalan.
2.Mengobservasi sistem.
2.Memformulasikan model matematis dari persoalan yang dihadapi.
4. Mengevaluasi model dan menggunakannya untuk prediksi.
5. Mengimplementasikan hasil studi. (Dimyati dan Dimyati,2004:45)
2.2 Metode Transportasi
Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama atau sejenis ke tempat tujuan secara optimal. Distribusi ini dilakukan sedemikian rupa sehingga permintaan dari beberapa tempat tujuan dapat dipenuhi dari beberapa tempat asal yang masing-masing dapat memiliki permintaan atau kapasitas yang berbeda (Dwijanto, 2008:61).
Dengan menggunakan metode transportasi dapat diperoleh suatu alokasi distribusi barang yang dapat meminimalkan total biaya transportasi. Karena suatu perusahaan memerlukan pengelolaan data dan analisis kuantitatif yang akurat, cepat serta praktis dalam penggunaannya.
1.        Prosedur Penyelesaian Metode Transportasi
Dalam penyelesaian kasus transportasi, langkah-langkah untuk penyelesaian dengan metode transportasi adalah sebagai berikut :
a.         Langkah pertama didalam metode transportasi adalah menyusun matriks transportasi. Langkah ini merupakan kunci keberhasilan dalam menyusun langkah berikutnya. Matriks transportasi menunjukkan sumber dari mana barang berasal dan kemana tujuan dikirim.
b.        Langkah berikutnya adalah menyusun tabel awal. Pada tabel awal diisikan informasi biaya transportasi atau jarak dari suatu sumber ke suatu tujuan tertentu, besar kapasitas sumber, dan besar permintaan. Pada langkah ini, harus dipastikan bahwa besar kapasitas harus sama (seimbang) dengan besar permintaan. Apabila terdapat ketidakseimbangan maka harus dibuat sel dummy yang berisi besarnya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Sel dummy dapat berupa sel baris atau sel kolom.
c.         Langkah ketiga adalah melakukan pengalokasian berdasarkan beberapa metode yang ada. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan baik secara manual maupun dengan menggunakan program komputer.
d.        Jika telah dilakukan pengalokasian dengan salah satu metode yang sesuai, langkah selanjutnya adalah melihat apakah alokasi tersebut sudah optimal atau belum. Jika alokasi telah optimal maka alokasi tersebut dapat dikatakan telah mencapai nilai yang paling menguntungkan. Sebaiknya jika belum optimal, maka perlu dilakukan revisi atau perbaikan untuk sel yang masih memungkinkan untuk direvisi atau diperbaiki.
2.        Model Transportasi
Model merupakan penyederhanaan suatu masalah dunia nyata (real world problem) melalui berbagai bentuk sehingga masalah tersebut mudah dipahami, dianalisis, dan diselesaikan. Menurut Arifin (2010:228), model transportasi merupakan suatu bentuk penyederhanaan dari permasalahan yang menyangkut suatu usaha meminimalkan biaya pengiriman (shipping) suatu komoditas dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan.
a.         Metode North West Corner Method (NWC)
Sesuai nama aturan ini, maka penempatan pertama dilakukan di sel paling kiri dan paling atas (north west) matriks kemudian bergerak ke kanan ke bawah sesuai permintaan dan kapasitas produksi yang sesuai. Besar alokasi ini akan mencukupi salah satu, kapasitas tempat asal baris pertama dan atau permukaan tempat tujuan dari kolom pertama. Jika kapasitas tempat asal pertama terpenuhi kita bergerak ke bawah menyusur kolom pertama. Dilain pihak, jika alokasi pertama memenuhi permintaan tempat tujuan di kolom pertama, kita bergerak ke kanan di baris pertama dan kemudian menentukan alokasi yang kedua atau yang memenuhi kapasitas tersisa dari baris atau memenuhi permintaan tujuan dari kolom dua dan seterusnya.
b.        VAM atau Vogell’s Aproximation Method
Metode VAM ini didasarkan atas “beda kolom” dan “beda baris” yang menentukan perbedaan antara dua biaya termurah dalam satu kolom atau satu baris. Setiap perbedaan dapat dianggap sebagai “penalty”, karena menggunakan rute termurah. Beda baris atau beda kolom berkaitan dengan penalty tertinggi, merupakan baris atau kolom yang akan diberi alokasi pertama. Alokasi pertama ini akan menghabiskan tempat kapasitas produksi, atau menghabiskan permintaan tujuan atau kedua-duanya.
























BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Studi Kasus
Ibu Suminah memiliki usaha kerajinan tangan yang terbuat dari bambu, hasil produksinya didistribusikan ke tiga kota yang berbeda. maka untuk menyelesaikan masalah ini ada beberapa macam metode transportasi yang semuanya terarah pada penyelesaian optimal dari masalah – masalah yang transportasi yang terjadi pada kota – kota yang menjadi tempat pendistribusian capil produksi Ibu Suminah. Dalam hal ini peneliti mengambil tiga jenis kendaraan yang dipakai dalam pendistribusian capil produksi Ibu Suminah ke kota – kota tujuan, yaitu sepeda, sepeda motor dan pick up. Tiga jenis kendaraan tersebut digunakan dikarenakan paling efektif dan efisien dibandingkan dengan jenis kendaraan lainnya selain itu juga dapat menekan biaya transportasi sehingga dapat berpengaruh terhadap harga jual produk tersebut.
Adapun data-data yang telah didapat dengan keuntungan yang diperoleh dalam sehari terkait dengan usaha rumahan Ibu Suminah yang ingin diteliti adalah sebagai berikut :
Kota Wonosobo
                   Truk                      =   Rp.40.000,-
Sepeda Motor   =   Rp.30.000,-
Pick Up              =   Rp.50.000,-
Kota purwokerto
Truk                   =   Rp.16.000,-
Sepeda Motor   =   Rp.20.000,-
Pick Up            =   Rp.38.000,-
Kota purbalinga
Truk                    =   Rp.10.000,-
Sepeda Motor                =   Rp.40.000,-
Pick Up              =   Rp.20.000,-

Adapun kapasitas alat transportasi dalam mendistribusikan kerajinan tersebut adalah sebagai berikut:
·         Truk                       =    180     buah.
·         Sepeda Motor        =    120     buah.
·         Pick Up                  =    100     buah.
Dan kebutuhan di setiap kota adalah sbb:
·         Wonosobo             =    100    buah.
·         Purbalingga            =    80     buah.
·         Purwokerto          =    220   buah.
Dari data diatas dapat disusun kedalam tabel, maka langkah selanjutnya adalah mengalokasikan produk ke kota – kota tujuan pendistribusian. Sehingga dapat membantu peneliti untuk membuat solusi optimal dari permasalah diatas sehingga kebutuhan barang dapat terpenuhi.

TABEL MASALAH TRANSPORTASI
Alat Transportasi
PENDISTRIBUSIAN KE KOTA TUJUAN
Kapasitas Kendaraan
Wonosobo
Purwokerto
Purbalingga
Truk
Rp.40.000,-
Rp.10.000,-
Rp.16.000,-
180
Sepeda Motor
Rp.30.000,-
Rp.40.000
Rp.20.000,-
120
Pick Up
Rp.50.000,-
Rp.20.000,-
Rp.38.000,-
100
Kebutuhan barang
100
220
80
400

3.2   PENYELESAIAN
 Pada penyelesaian metode transportasi, dimulai dengan penentuan solusi awal.
Tabel solusi awal sendiri, dapat dibuat dengan dua metode, yaitu:
Ø  Metode North West Corner (NWC) => dari pojok kiri atas ke pojok kanan bawah.
Ø  Metode biaya terkecil => mencari dan memenuhi biaya yang terkecil dulu. Lebih efisien dibandingkan metode NWC.
Setelah tabel solusi awal dibuat, tabel dapat dioptimalkan lagi dengan metode:

Ø  Stepping Stone (batu loncatan).
Ø  Modified Distribution Method (MODI)
Untuk menyelesaikan penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan metode NWC setelah menyusun tabel solusi awalnya, kemudian agar biaya transportasinya lebih optimal lagi, peneliti menggunakan metode MODI.
Adapun langkah-langkah pemecahan program linear dengan metode transportasi untuk penelitian diatas adalah sebagai berikut :
1.        Membuat tabel solusi awal  dengan menggunakan metode, yaitu:
2.        Metode North West Corner (NWC) => dari pojok kiri atas ke pojok kanan bawah.
3.        Dapat dioptimalkan lagi dengan metode MODI.
                                            
A.    METODE NWC (NORTH WEST CORNER)
Pedoman NWC yang merupakan prosedur alokasi sistematis pertama adalah pedoman sudut barat laut. Mulai dari sudut kiri atas dialokasikan sejumlah maksimum produk dengan melihat kapasitas kendaraan dan kebutuhan barang. Kemudian setelah itu, bila Xij, merupakan kotak terakhir yang dipilih dilanjutkan dengan mengalokasikan Xi,j+1. Bila i mempunyai kapasitas yang tersisa. Bila tidak, alokasikan ke Xi+1,j.

B.     METODE MODI
Metode MODI (modified distribution) merupakan pengembangan dari metode stepping stone. Karena penentuan segi empat kosong yang bisa menghemat biaya yang dilakukan dengan prosedur yang lebih pasti dan tepat, seta metode ini dapat mencapai hasil optimal lebih cepat. Cara untuk memilihnya digunakan Ri + Kj = Cij. Ri  adalah nilai baris i, Kj  adalah nilai kolom j dan Cij  adalah biaya pengangkutan satu satuan barang dari sumber i ke tujuan j. 






ITERASI 1

Alat Transportasi
Kota Tujuan
Kapasitas Kendaraan
Wonosobo
Purwokerto
Purbalingga
Truk

   40
10
16
180
Sepeda Motor

 30
  40
 20
120
Pick Up

  50
   20
38
100
Kebutuhan Barang
100
220
80
400

Hitung sel berisi Ri + Kj = Cij
Truk Wonosobo                           = R1 + K1 = 40
Truk – Purbalingga                         = R1 + K2 = 10
Sepeda Motor – Purbalingga          = R2 + K2 = 40
Pick Up – Purbalingga                   = R3 + K2 = 20
Pick Up – Purwokerto                    = R3 + K3 = 80
Dari persamaan diatas, hitung Ri dan Kj dengan cara mengenolkan Ri atau Kj. Misal Ri = 0, maka:
R1 + K1 = 40                                  0 + K1        = 40                            K1 = 40
R1 + K2 = 10                                  0 + K2          = 10                            K2 = 10
R2 + K2 = 40                                  R2 + 10= 40                            R2 = 30
R3 + K2 = 20                                  R3+ 10 = 20                            R3 = 10
R3 + K3 = 80                                  10 + K3= 80                            K3 = 70





Tabel menjadi:
Alat Transportas
Kota Tujuan
Kapasitas Kendaraan
Wonosobo
K1 = 40
Purbalingga
K2 = 10
Purwokerto
K3 = 70
Truk
R1 = 0
40
10
16
180
Sepeda Motor
R2 = 30
30
40
20
120
Pick Up
R3 = 10
50
20
38
100
Kebutuhan Barang
100
220
80
400

Hitung nilai / indeks perbaikan setiap sel kosong Cij – Ri - Kj
TrukPurwokerto                      = 16 – 0 – 70    = -54
Sepeda Motor – Wonosobo       = 30 – 30 – 40  = -40
Sepeda Motor – Purwokerto      = 20 – 30 – 70   = -80
Pick Up – Wonosobo                 = 50 – 10 – 40  = 0

JALUR TERTUTUP 
Alat Transportas
Kota Tujuan
Kapasitas Kendaraan
Wonosobo
K1 = 40
Purbalingga
K2 = 10
Purwokerto
K3 = 70
Truk
R1 = 0


40
                 
                  10

16

180
Sepeda Motor
R2 = 30

30
(−)

40
(+)
20

120
Pick Up
R3 = 10

50
(+)
20
(−)
38

100
Kebutuhan Barang
100
220
80
400

 Sehingga biaya transportasinya adalah:
(100 x 40) + (80 x 10) + (40 x 40) + (80 x 20) + (100 x 20)
= 4000 + 800 + 1600 + 1600 + 2000 = 10.000

ITERASI 2
Hitung sel berisi Ri + Kj = Cij
R1 + K1 = 40                 0 + K1 = 40                             K1 = 40
R1 + K2 = 10                 0 + K2 = 10                             K2 = 10
R2 + K2 = 40                 R2 + 10 = 40                           R2 = 30
R2 + K3 = 70                 30 + K3 = 70                           K3 = 40
R3 + K2 = 20                 R3 + 10 = 20                           R3 = 10

Tabel menjadi :
Alat Transportas
Kota Tujuan
Kapasitas Kendaraan
Wonosobo
K1 = 40
Purbalingga
K2 = 10
Purwokerto
K3 = 40
Truk
R1 = 0
    

                 40

10

16
180
Sepeda Motor
R2 = 30

30


40

20
120
Pick Up
R3 = 10

50

20

38
100
Kebutuhan Barang
100
220
80
400

Hitung nilai / indeks perbaikan setiap sel kosong Cij – Ri - Kj
Sepeda – Purwokerto             = 16 – 0 – 40    = -24
Sepeda Motor – Wonosobo           = 30 – 30 – 40  = -40
Pick Up – Wonosobo                     = 50 – 10 – 40   = 0
Pick Up – Purwokerto                    = 38 – 10 – 40  = -12

JALUR TERTUTUP
Alat Transportas
Kota Tujuan
Kapasitas Kendaraan
Wonosobo
K1 = 40
Purbalingga
K2 = 10
Purwokerto
K3 = 40
Truk
R1 = 0

40
+
                10

16
180
Sepeda Motor
R2 = 30
+
30

40

20
120
Pick Up
R3 = 10

50

20

38
100
Kebutuhan Barang
100
220
80
400

Sehingga biaya transportasinya adalah:
(60 x 40) + (120 x 10) + (40 x 30) + (80 x 20) + (100 x 20)
= 2400 + 1200 + 1200 + 1600 + 2000 = 8400

ITERASI 3
Hitung sel berisi Ri + Kj = Cij
R1 + K1 = 40                           0 + K1 = 40                                      K1 = 40
R1 + K2 = 10                           0 + K2 = 10                                      K2 = 10
R2 + K1 = 30                           R2 + 40 = 30                           R2 = -10
R2 + K3 = 20                           -10 + K3 = 20                          K3 = 30
R3 + K2 = 20                           R3 + 10 = 20                                    K3 = 10




Tabel menjadi :
Alat Transportas
Kota Tujuan
Kapasitas Kendaraan
Wonosobo
K1 = 40
Purbalingga
K2 = 10
Purwokerto
K3 = 30
Truk
R1 = 0


40

                10

16
180
Sepeda Motor
R2 = -10

30


40

20
120
Pick Up
R3 = 10

50

20

38
100
Kebutuhan Barang
100
220
80
400

Hitung nilai / indeks perbaikan setiap sel kosong Cij – Ri - Kj
TrukPurwokerto                      = 16 – 0 – 30    = -14
Sepeda Motor – Purbalingga      = 40 – (-10) – 10  = 40
Pick Up – Wonosobo                  = 50 – 10 – 40   = 0
Pick Up – Purwokerto                = 38 – 10 – 30  = -2

JALUR TERTUTUP
Alat Transportas
Kota Tujuan
Kapasitas Kendaraan
Wonosobo
K1 = 40
Purbalingga
K2 = 10
Purwokerto
K3 = 70
Truk
R1 = 0

40

                10
16
180
Sepeda Motor
R2 = 30
+
30

40
+
20
120
Pick Up
R3 = 10

50

20

38
100
Kebutuhan Barang
100
220
80
400

Sehingga biaya transportasinya adalah:
(120 x 10) + (60 x 16) + (100 x 30) + (20 x 20) + (100 x 20)
= 1200 + 960 + 3000 + 400 + 2000 = 7560

                                          ITERASI 4
Hitung sel berisi Ri + Kj = Cij
R1 + K2 = 10                           0 + K2 = 10                                      K2 = 10
R1 + K3 = 16                           0 + K3 = 16                                      K3 = 16
R2 + K1 = 30                           4 + K1 = 30                                      R2 = 26
R2 + K3 = 20                           R2 + 16 = 20                           R2 = 4
R3 + K2 = 20                           R3 + 10 = 20                                    K3 = 10

Tabel menjadi :
Alat Transportas
Kota Tujuan
Kapasitas Kendaraan
Wonosobo
K1 = 40
Purbalingga
K2 = 10
Purwokerto
K3 = 40
Truk
R1 = 0


40

                10

16
180
Sepeda Motor
R2 = 4

30


40

20
120
Pick Up
R3 = 10

50

20

38
100
Kebutuhan Barang
100
220
80
400

Hitung nilai / indeks perbaikan setiap sel kosong Cij – Ri - Kj
Sepeda – Wonosobo                   = 40 – 0 – 26    = 14
Sepeda Motor – Purbalingga      = 40 – 4 – 10  = 26
Pick Up – Wonososbo                = 50 – 10 – 26   = 14
Pick Up – Purwokerto                = 38 – 10 – 16  = 12

Karena tidak terdapat nilai negatif terbesar, maka pada iterasi 4 sudah optimal dengan biaya transportasinya  sebesar Rp.7.560.00.



























BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN

Analisis data dengan menggunakan metode NWC dan MODI menghasilkan 4 tahapan iterasi, adapun nilai dari setiap iterasi adalah sebagai berikut:
Ø  Iterasi 1 => 10.000
Dengan perhitungan biaya transportasi:
(100 x 40) + (80 x 10) + (40 x 40) + (80 x 20) + (100 x 20)
= 4000 + 800 + 1600 + 1600 + 2000 = 10.000
Ø  Iterasi 2 => 8.400
Dengan perhitungan biaya transportasi:
(60 x 40) + (120 x 10) + (40 x 30) + (80 x 20) + (100 x 20)
= 2400 + 1200 + 1200 + 1600 + 2000 = 8400
Ø  Iterasi 3 => 7.560
Dengan perhitungan biaya transportasi:
 (120 x 10) + (60 x 16) + (100 x 30) + (20 x 20) + (100 x 20)
= 1200 + 960 + 3000 + 400 + 2000 = 7560
Ø  Iterasi 4 => optimal tanpa nilai negative terbesar.

Sehingga dari keempat iterasi diatas diperoleh biaya paling optimal terdapat pada iterasi ke-4 yaitu sebesar Rp.7.560.00.











DAFTAR PUSTAKA